
Bagi anak, nama adalah tuah dan keramat pemerian dari orang tua. Diharapkan, dengan nama penuh kebajikan itu, kelak si anak dalam mengarungi jagat raya ini memperoleh nasib kepenak, sentosa, dan mulia. Begitu pun bagi nama untuk sebuah wilayah, pengertiannya tidak jauh berbeda agar wilayah itu mendapatkan kemakmuran, kesejahteraan di dalam segala bidang. Tidak kalah penting, bagi orang yang nantinya menjadi penguasa di sebuah wilayah itu haruslah mampu mengemban amanat dapat dipercaya oleh rakyat yang telah memilih.
Berbicara mengenai nama, khususon untuk sebuah nama desa, pastinya dipilih nama yang memiliki arti mulia. Pinisepuh yang dulu bersusah payah membuka wilayah menaruh harapan cukup besar, dimaksudkan agar masyarakat yang bermukim di wilayah itu mencecap kemakmuran sandang dan pangan. Tidak jarang pula, sebelum ia memutuskan memberi nama jauh-jauh telah melakukan segenap laku becik dan bermunajat dengan Sang Qolik agar kelak apa yang dimaui sesuai harapan.
Tersebutlah nama Desa Dukuhsalam, yang terletak di kawasan tlatah Kabupaten Tegal. Secara administratif, desa ini berada di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Desa Dukuhsalam bisa dikatakan cukup asri, aman, dan nyaman. Pun masih sanggup berkembang senyampang letaknya dilintas jalan raya jalur Tegal-Purwokerto.
Sedang warganya cukup kreatif penghasil anyaman bambu buat langit-langit. Seni budaya yang ada di sana tergolong maju dengan geriap tari-tarian, dan segala macam seni tradisi yang terumat dari warisan almarhum Ki Dalang Slamet Gundono. Kerap kali di desa ini digelar sebuah pementasar dari mulai baca puisi, teater, monolog, dan lain sebagainya.
Lepas dari itu, nama Dukuhsalam ternyata memiliki arti cukup dalam. Menurut almahum Slamet Gundono, yang popular dengan sebutan Dalang Wayang Suket, pernah berujar terkait dengan nama desanya. Semasa ia masih hidup kepada penulis bertutur, arti daripada Dukuhsalam berasal dari gabungan dua bahasa, diambil dari bahasa Jawa dan Arab.
Tembung “Dukuh” dalam bahasa Jawa menurutnya, sebuah daerah atau wilayah yang bermukim di kawasan pedesaan. Sedangkan tembung “Salam” diambil dari bahasa Arab artinya, “Selamat”. Yang dimaksud tembung “Selamat” diperuntukkan untuk semua insani.
“Seperti halnya ucapan; Assalamualaimu’alaikum bermakna Selamat atas Kamu,” ujar Ki Dalang Slamet Gundono suatu hari saat pentas di wilayah Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal dalam rangka “Revitalisasi Seni Masuk Kampung” dua dasawarsa lampau.
Sementara itu, sumber lain menambahkan, pengertian daripada tembung “Selamat” laiknya kalimat; “Assholaatu ‘alannabii wassalaamu ‘alaar-rosuul” yang kurang lebih artinya “Sholawat atas Nabi Junjungan dan Salam atas Rasul Sanjungan”.
Sebagai sebuah harapan, pengertian Dukuhsalam lebih dalam bermakna, sebuah perintah bagi warga desa bahwa untuk menjadikan Islam, mereka harus memberikan keselamatan lahir batin kepada lingkungan hidup dan seluruh makhluk ciptaan Illahi.
Beruntung sekali Pinisepuh pendiri desa ini memberi nama untuk wilayah tersebut, cukup keren dengan makna mendalam untuk keselamatan segenap makhluk yang hidup. (*)
sumber : panturapost